Engkaulah Umat Terbaik,…

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Engkau adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Alloh,…..”
Sebab Turunnya Ayat
Sebab turunnya ayat ini adalah suatu ketika Malik bin Dhoif dan Wahab bin Yahud dua orang Yahudi berkata kepada Ibnu Mas’ud dan Salim budak dari Abu Hudzaifah (atau Ubay bin Kaab, dan Mu’adz bin Jabal) :

“ Agama kami lebih baik daripada apa yang engkau menyeru kami kepadanya, dan kami lebih mulia daripada kamu sekalian ”, maka turunlah ayat ini, ini adalah perkataan Ikrimah dan Muqotil. (Zadul Masiir, 1/396/Syamilah)

Maksud Ayat
Masih didalam Zadul Masiir Ibnul Jauzi menyatakan “Pada firman Alloh Ta’ala ( كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ ) ada dua pendapat :
Yang pertama maknanya adalah : Engkau adalah sebaik-baik manusia untuk manusia, Abu Huroiroh mengatakan : “Mereka membawanya (manusia –pent.) didalam belenggu sampai mereka memasukkannya kedalam agama Islam.”
Yang kedua maknanya adalah : Engkau adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan. Dan pada firman Alloh Ta’ala ( تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ) ada dua pendapat pula :
Yang pertama : Bahwasanya hal tersebut adalah merupakan syarat suatu kebaikan, ini adalah makna yang diriwayatkan dari ‘Umar bin Khotob, Mujahid dan Az-Zujaj.
Yang kedua : Bahwasanya itu merupakan pujian dari Alloh Ta’ala kepada kaum muslimin, yang mengatakan hal ini adalah Robi’ bin Anas, Abul ‘Aliyah mengatakan ( الْمَعْرُوفِ ) maknanya Tauhid dan ( الْمُنْكَر ) maknanya Syirik.” (Zadul Masiir, 1/396/Syamilah)
Atthobari mengatakan : “Pendapat didalam ta’wil firman-Nya جل ثناؤه :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Abu Ja’far mengatakan : “Ahli ta’wil berbeda pendapat mengenai takwil firman Alloh ( كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ ) , maka sebagian mereka mengatakan : “Mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam dari Makkah ke Madinah yang terdiri dari sahabat-sahabat Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam.”
“Sedangkan yang lain mengatakan : Makna yang demikian itu adalah : Engkau menjadi sebaik-baik umat apabila kamu sekalian menjadi sebagaimana syarat-syarat ini (amar ma’ruf, nahi munkar dan iman kepada Alloh –pent.) yang telah Alloh جل ثناؤه sifati dengannya. Maka takwil menurut mereka adalah : Engkau adalah sebaik-baik umat yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan engkau beriman kepada Alloh, engkau diciptakan untuk manusia pada zamanmu.”
“Berkata yang lain : Sesungguhnya dikatakan “Engkau adalah sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia” dikarenakan mereka adalah umat yang paling menerima seruan Islam.”
“Sebagiannya lagi mengatakan : “Berarti yang demikian itu bahwasannya mereka adalah sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia. “
“Adapun firman Alloh Ta’ala ( تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ ) yaitu engkau menyuruh untuk beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dan beramal dengan syariat-syariat-Nya,( وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ) yaitu engkau mencegah dari kesyirikan kapada Alloh dan mendustakan Rosul-Nya dan dari beramal dengan apa-apa yang Alloh melarang darinya. “
“Dan firman Alloh Ta’ala (وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ) yaitu engkau membenarkan Alloh (semua yang datang dari Alloh –pent.) dan engkau mengikhlaskan bagi-Nya tauhid dan ibadah.” (Lihat Tafsir At Thobari 7/100-106/Syamilah)
Imam Ibnu Katsir mengatakan : “Alloh Ta’ala mengabarkan kepada umat Muhammad ini bahwasannya mereka adalah sebaik-baik umat maka Alloh mengatakan :”Engkau adalah sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia”, Imam Bukhori berkata : Muhammad bin Yusuf telah berkata kepada kami dari Sufyan, dari Maisaroh, dari Abu Hazm dari Abu Huroiroh : “Engkau adalah sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia”, beliau berkata : “Sebaik-baik manusia untuk manusia”, mereka membawanya (manusia –pent.) dengan belenggu-belenggu dileher mereka sampai mereka masuk kedalam Islam. Dan seperti inilah Ibnu Abbas telah berkata, Mujahid, ‘Ikrimah , ‘Ato’, dan Robi’ bin Anas dan ‘Athiyah Al ‘Aufi : “Engkau adalah sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia”, yaitu sebaik baik manusia untuk manusia. Dan maknanya adalah bahwasanya mereka adalah sebaik-baik umat, dan manusia yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya, maka Alloh mengatakan : “Engkau menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan engakau beriman kepada Alloh.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/93/Syamilah)
Pelajaran Penting Dari Ayat
  • Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah merupakan perintah Alloh didalam agama ini.
Syaikh muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin mengatakan, : “Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merupakan fardhu kifayah, apabila telah ada yang menegakkannya orang yang mencukupi maka telah sampailah apa yang dimaksud, dan apabila tidak ditegakkan orang yang mencukupi maka wajib kepada seluruh kaum muslimin untuk menegakkannya, sebagaimana perkataan Alloh Ta’ala : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar” (Al-Imron : 104), maka dimulai dengan dakwah menuju kebaikan kemudian dilanjutkan dengan memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, yang demikian itu dikarenakan dakwah menuju kebaikan itu sebelum perintah kapada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan dakwah menuju kabaikan adalah menjelaskan kebaikan pada manusia dengan menyeru mereka untuk melaksanakan sholat, menunaikan zakat, menyeru untuk menunaikan ibadah haji, puasa, berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturohmi dan yang lainnya, baru kemudian setelah itu tiba giliran perintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (Syarh Riyadhus Sholihin 1/688/Darul Bashiroh)
  • Sebelum ber-amar ma’ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa hal
Beliau Syaikh al ‘Utsaimin juga menjelaskan : “Perintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar memerlukan beberapa perkara (yang harus diperhatikan –pent) :
  1. Hendaknya orang yang beramar ma’ruf nahi munkar mengatahui (berilmu –pent.) tentang hal-hal yang ma’ruf dan mungkar, seandainya orang tersebut tidak mengetahui hal-hal yang ma’ruf maka orang tersebut tidak diperbolehkan menyuruh kepada hal-hal yang ma’ruf tadi, karena bisa jadi orang tersebut memerintahkan sebuah perkara yang dia sangka merupakan perkara yang ma’ruf padahal sebenarnya merupakan perkara yang mungkar dan dia tidak mengetahuinya.
  2. Hilangnya sebuah kemungkaran tidak menimbulkan perkara yang lebih besar daripada kemungkaran itu sendiri, jika seandainya kemungkaran ini kita larang akan menimbulkan perkara yang lebih besar daripada kemungkaran itu sendiri maka kita tidak boleh melarang kemungkaran itu dalam rangka menolak kerusakan yang lebih besar dengan yang lebih kecil diantara dua kerusakan tersebut.” (lihat Syarh Riyadhus Sholihin 1/689 & 691/Darul Bashiroh)
  • Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan sebab kebaikan pada umat ini
Syaikh ‘Ali bin Muhammad al Faqihi mengatakan : “Sungguh Alloh telah memuji umat ini dan menjadikan umat ini sebaik-baik umat yang diciptakan untuk manusia maka Alloh Ta’ala berfirman : “Engkau adalah umat terbaik yang diciptakan untuk manusia, menyuruh kapada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan engkau beriman kepada Alloh” maka Alloh menjelaskan bahwasanya sebab kebaikan umat ini adalah amar ma’ruf nahi mungkar dan iman kepada Alloh.” (Al Wasathiyah wa Nabdzul Ghuluw hal 7)
Hal ini tidaklah dapat kita pungkiri, apabila amar ma’ruf nahi mungkar sudah ditinggalkan maka yang terjadi adalah kerusakan ditengah-tengah manusia. Manusia menjadi lalai dari mengingat Alloh, lalai dari mempelajari agama ini, lalai dari menjalankan kewajiban-kawajiban yang dibebankan Alloh pada manusia. Dan hal ini dikarenakan tidak adanya amar ma’ruf nahi munkar. Kita berlindung kepada Alloh dari hal yang demikian itu.
Abu Ruqoyyah


You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published.