AMALAN RINGAN, PAHALA BESAR
حَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِى الْجَنَّةِ فِى شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِى النَّاسَ »
Telah mengatakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, telah mengatakan kepada kami Ubaidulloh, telah mengatakan kepada kami Syaiban dari A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam beliau bersabda ; “Sungguh aku telah melihat laki-laki di Surga mondar-mandir karena sebuah pohon yang melintang di jalan yang mengganggu manusia.”
Hadits di atas di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya pada bab Fadlu Izaalatil Adza ‘Anit Tariiq nomor hadits 1914, dengan lafadz berbeda di riwayatkan oleh Imam Bukhari pada bab Fadlu at Tajhiiri Ilaa adz Dzahri nomor hadits 652. Adapun lafadz Bukhari adalah sebagaimana berikut ;
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ
“Ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan ia menemukan dahan pohon berduri di tengah jalan, lantas ia menyingkirkannya, maka Alloh berterimakasih kepadanya dan mengampuninya.”
SYARAH HADITS
Alloh Ta’ala menjadikan agama ini mudah untuk kita semua, demikian pula Alloh menjadikan untuk kita jalan-jalan ke Surga yang terbuka begitu luas dan siapapun dengan kesungguhannya bisa menggapainya. Maka jalan-jalan kebaikan begitu banyak di hamparkan Alloh untuk kita. Alloh berfirman ;
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Berlombalah kalian dalam kebaikan,.” (QS : Al Baqarah : 148)
Demikian pula Alloh berfirman ;
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan,.” (QS : Al Anbiyaa’ : 90)
Kata-kata kebaikan pada ayat-ayat di atas di sebutkan dalam bentuk ‘plural’ atau jamak, maka hal ini menunjukkan bahwa kebaikan itu tidak hanya satu, namun kebaikan itu banyak, dan jalan untuk menggapainya begitu luas.
Hadits di atas menceritakan kepada kita tentang amalan seorang laki-laki yang dengan sebab amalan tersebut ia di masukkan Surga oleh Alloh juga di ampuni. Amalan tersebut bukanlah amalan yang berat dan susah di lakukan, bahkan sebaliknya, amalan tersebut merupakan amalan yang ringan di lakukan, dan bisa di katakan hampir semua orang bisa melakukannya.
Diantara faidah dari hadits diatas adalah keutamaan menyingkirkan benda atau apapun juga yang bisa menimbulkan bahaya di jalan, entah itu berupa duri, pecahan kaca, dahan pohon yang menggangggu, paku dan yang lainnya. Dan hal itu merupakan sebab seseorang bisa di masukkan ke Surga Alloh Ta’ala.
Hadits di atas juga menjadi dalil bahwa Surga itu sudah di ciptakan oleh Alloh dan sekarang sudah ada. Ini sebagaimana di tunjukkan oleh lafadz {“Sungguh aku telah melihat laki-laki di Surga mondar-mandir”}. Alloh Ta’ala juga mengisyaratkan hal itu sebagaimana di dalam firman-Nya ;
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS : Al Imran : 133)
Kata-kata {“disediakan”} di sini maknanya adalah di persiapkan, maka ini menunjukkan bahwa Surga itu sudah di ciptakan oleh Alloh saat ini. Alloh menciptakannya untuk kelanggengan, dan siapa yang masuk di dalamnya maka ia akan kekal.
Hal sebaliknya, Neraka juga sudah di ciptakan oleh Alloh Ta’ala, dan barang siapa yang masuk ke dalamnya sementara ia adalah orang yang kafir, tidak tersisa sedikitpun keimanan di dalam hatinya maka ia kekal di dalam Neraka.
Diantara faidah dari hadits di atas adalah keutamaan menghilangkan segala bentuk kesusahan dan bahaya dari saudara kita sesama Muslim. Ini mencakup perkara hissi dan juga maknawi. Contoh dari perkara hissi adalah sebagaimana di sebutkan dalam hadits ini, yaitu menghilangkan gangguan atau bahaya di jalan yang bisa menimpa kaum Muslimin. Dan contoh dari perkara yang maknawi adalah sebagaimana seseorang menghilangkan gangguan yang sifatnya ajakan untuk menjauhi majelis ilmu, pemikiran-pemikiran yang syubhat, ajakan untuk berbuat maksiat, dan yang lainnya. Menghilangkanya adalah dengan membantah pemikiran-pemikiran syubhat tersebut, serta menangkal ajakan-ajakan yang sifatnya mengajak kepada kemaksiatan atau kedurhakaan kepada Alloh.
Diantara faidah yang lain dari hadits di atas adalah bahwasannya Islam memberikan kesempatan kepada siapa saja, dalam keadaan apa saja bisa berbuat kebaikan dan kebaikannya itu bisa menjadi pahala yang menghantarkannya menuju Surga. Semua orang dalam Islam memiliki kesempatan yang sama, entah itu orang miskin, ataupun juga orang kaya. Entah itu orang yang masih muda, ataupun juga orang yang sudah renta, semua memiliki peluang untuk itu. Bukan hanya orang kaya saja yang berpeluang masuk Surga, karena beramal kebajikan tidak melulu harus dengan menggunakan harta. Ini bisa kita lihat pula dalam sebuah riwayat yang di dalamnya Nabi menceritakan tentang seseorang yang dengan amalan kecil yang ia lakukan akhirnya Alloh memberikan ampunan kepadanya. Beliau menceritakan ;
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ بِى ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ ، ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ، فَسَقَى الْكَلْبَ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ
“Ditengah-tengah peerjalanan seorang laki-laki merasakan haus yang sangat, lantas ia menemukan sumur, kemudian ia turun dan minum di dalamnya kemudian keluar dari sumur itu. Tatkala keluar, tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya (karena kehausan), ia memakan tanah (yang lembab) karena rasa hausnya. Maka lantas laki-laki ini berkata ; “Sungguh anjing ini merasakan haus yang sangat sebagaimana yang aku rasakan.” Kemudian ia turun kembali ke sumur, lalu mengisi sepatunya dengan air dan membawanya dengan mulutnya. Kemudian laki-laki ini memberikan minum kepada si anjing, dengan itu maka Alloh berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya.” (HR : Bukhari, Muslim dan lainnya)
Kita lihat pada hadits di atas amalan ringan yang di lakukan laki-laki tadi, yaitu memberikan air minum kepada anjing yang kehausan membawanya pada ampunan Alloh Ta’ala, bahkan di dalam riwayat lain di sebutkan ;
فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ فَأَدْلَهُ الجَنةَ
“,.maka Alloh berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya dan memasukkanya ke dalam Surga.”
Amalan kecil yang terkadang kita anggap remeh dan tidak kita perdulikan ternyata dapat dapat membawa ke Surga. Maka benarlah apa yang di katakan oleh Rasululloh –Shalallohu ‘alaihi wa Sallam– dalam sebuah hadits bahwa Surga itu lebih dekat kepada salah seorang diantara kita dari pada tali sandalnya. Beliau bersabda ;
الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ ، وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga itu lebih dekat kepada salah seorang diantara kalian dari pada tali sandalnya sendiri, demikian pula Neraka.” (HR : Bukhari)
Ingatlah saudaraku,.! Bahwa amalan kecil yang kita kerjakan bisa menjadi amalan yang bernilai besar jika di dasari niat yang benar, demikian pula sebaliknya, amalan besar yang kita lakukan bisa menjadi amalan yang bernilai kecil jika di landasi niatan yang salah atau lalai.
[Faedah pembahasan Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin Min Kalami Sayyidil Mursalin jilid 2, bab Katsratu Turuqil Khair, hadits ke 126-127, terbitan Madarul Wathan-Riyadh]
Recent Comments