SEPULUH ALASAN ; MENGAPA SYIRIK MENJADI PEMBATAL ISLAM YANG PALING UTAMA,.? (Bag. 2, selesai)
Pada edisi yang lalu telah kita bahas sampai alasan ke lima (5) mengenai mengapa syirik menjadi pembatal Islam yang utama. Dan sekarang kita menginjak pada alasan ke enam (6) tentang mengapa syirik menjadi pembatal Islam yang paling utama.
- Keenam, orang musyrik tidak akan di terima baginya syafaat dari orang yang memberi syafaat nanti di hari kiamat.
Maka bagi orang musyrik tidak akan ada pemberi syafaat baginya nanti di hari kiamat. Alloh berfirman di dalam surat Al Mudattsir ;
فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafaat.” (QS : Al Mudatsir : 48)
Alloh juga berfirman dalam surat Ghafir ;
مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ
“Orang-orang yang dhalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya.” (QS : Al Mukmin : 18)
Orang yang berbuat syirik merupakan orang yang dhalim kepada Alloh, karena kesyirikan merupakan kedhaliman terbesar sebagaimana di jelaskan oleh Alloh dalam surat Lukman ayat ke tiga belas (13). Maka bagi orang yang dhalim (syirik) ia tidak akan memiliki teman setia maupun orang yang akan memberikan syafaat yang syafaatnya di terima di hari kiamat nanti.
Di dalam ayat yang lain Alloh juga mengabarkan keadaan mereka di Neraka, mereka mengatakan ;
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ * وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ
“Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorangpun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab,” (QS Asy Syu’araa : 100-101)
- Ketujuh, seruan orang musyrik tidak akan di dengar nanti pada hari kiamat, begitu pula udzur yang mereka sampaikan tidak akan di terima.
Dalil tentang hal ini amatlah banyak. Bisa kita lihat diantaranya dalam firman Alloh Ta’ala ;
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ
“Mereka berseru: “Hai Malik (Malaikat) biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (QS : Zukhruf : 77)
Mereka menyeru kepada Malaikat agar Alloh segera membunuh mereka saja. Ini tentu saja tak lain karena pedihnya siksaan yang mereka alami. Namun seruan mereka itu tidaklah di dengar. Alloh juga berfirman pada ayat yang lain ;
وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ * قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan adzab dari kami barang sehari.” Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” Mereka menjawab: “Benar, sudah datang.” Penjaga-penjaga Jahannam berkata: “Berdoalah kamu.” Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (QS : Al Mukmin : 49-50)
Bahkan hingga mereka meminta keringanan barang sehari saja dari siksa maka seruan mereka sama-sekali tidak di dengarkan. Alloh juga berfirman ;
فَيَوْمَئِذٍ لَا يَنْفَعُ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَعْذِرَتُهُمْ وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ
“Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan udzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.” (QS : Ruum : 57)
Demikian pula pada surat Al Mursalaat Alloh juga berfirman ;
هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ * وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ
“Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan tidak diizinkan kepada mereka minta udzur sehingga mereka (dapat) minta udzur.” (QS : Al Mursalat : 35-36)
- Ke delapan, seorang musyrik dengan syirik akbar-nya maka di haramkan atasnya Surga, dan ia kekal di Neraka jika ia mati dalam kesyirikanya. Alloh berfirman ;
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun.” (QS : Al Maidah : 72)
Alloh Ta’ala menyebutkan syirik pada ayat ini juga dengan kata-kata dhalim, ini di karenakan kesyirikan juga merupakan bentuk kedhaliman. Ia merupakan bentuk kedhaliman kepada Alloh. oleh karenanya Alloh juga berfirman ;
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“,.sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.” (QS : Lukman : 13)
- Ke sembilan, seorang musyrik / kafir maka amalanya tidak akan di terima di sisi Alloh hingga ia meninggalkan kesyirikannya, dan masuk Islam.
Alloh Ta’ala berfirman ;
قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ * وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
“Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik. Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Alloh dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS : At Taubah 53-54)
- Ke sepuluh, kesyirikan merupakan celaan, tuduhan tidak sempurna dan prasangka buruk pada Alloh Azza wa Jalla. Barang siapa ia berbuat syirik kepada Alloh berarti ia telah menuduh Alloh adalah Dzat yang tidak sempurna, dan memiliki cacat atau kekurangan. Lihatlah firman Alloh pada surat As Shaafaat tentang perkataan Ibrahim pada kaumnya yang menyembah berhala ;
أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ * فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Alloh dengan jalan berbohong? Maka apakah anggapanmu terhadap Rabb semesta alam?” (QS : As Shaafaat : 86-87)
Padahal Alloh Ta’ala telah berlepas diri dari segala bentuk kekurangan dan cacat. Wallohu a’lam,..
[Syarhu Nawaqidhil Islam karya Abu Abdillah Nashir bin Ahmad bin Ali bab An Naqidh Al Awwal cetakan pertama terbitan Maktabatul Imam Al Wadi’iy]
Recent Comments