Perkara ini tampaknya belum banyak di kenal atau di ketahui oleh umat Islam di negara kita tercinta ini. Ini terbukti dengan masih banyak ditemukannya fenomena-fenomena kesyirikan yang mewarnai segenap aktivitas masyarakat. Mulai dari pelaksanaan upacara-upacara adat, sampai tradisi ngalap berkah yang masih banyak dilakukan masyarakat (yang notabenya beragama Islam). Dikarenakan perkara ini merupakan perkara penting yang harus diketahui oleh setiap mukmin maka di sini akan kami paparkan sedikit pembahasan mengenai pembatal-pembatal tauhid atau kita kenal dengan istilah Nawaqidhu at-Tauhid.
Definisi dan Macamnya
Pembatal-pembatal tauhid atau Nawaqidhu at-Tauhid adalah :
“Perkara-perkara yang apabila ditemukan pada seorang hamba maka dia telah keluar dari agama ini, dan dengan sebab hal ini dia menjadi kafir atau murtad dari agama Islam”.
Adapun macamnya ada tiga, yaitu Syirik Akbar, Kufur Akbar dan Nifaq Akbar. Dari ketiga macam inilah terbagi banyak bagian-bagian lain yang seyogyannya juga kita ketahui.
- Syirik Akbar
Secara istilah adalah :
أَنْ يَتَّخِذَ الْعَبْدُ لِلَّهِ نِدًّا يُسَوِيْهِ بِهِ فِي رُبُوْبِيَّتِهِ أَوْ أُلُوْهِيَّتِهِ أَوْ أَسْمَائِهِ وَ صِفَاتِهِ
“Seseorang mengambil tandingan yang setara bagi Alloh I yang dia samakan dengan sifat Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya, atau Asma wa Sifat-Nya.”
Kesyirikan (mempersekutukan Alloh I) merupakan dosa besar yang paling besar, serta merupakan kedholiman yang paling besar, dikarenakan seseorang yang melakukan kesyirikan berarti dia telah mensifati salah satu dari makhluk Alloh dengan salah satu sifat yang hanya dimiliki Alloh I. Alloh Iberfirman :
“,.Sesungguhnya kesyirikan adalah benar-benar merupakan kedholiman yang besar.” (Surat Lukman : 13)
Diantara akibat yang akan diterima oleh orang yang melakukan kesyirikan adalah :
- Alloh I tidak akan mengampuni pelakunya apabila dia mati masih dalam keadaan tidak bertaubat dari perbuatan ini. Dalilnya adalah firman Alloh I :
“Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya,..” (Surat an-Nisaa : 116)
- Pelakunya keluar dari agama Islam, halal darah dan hartanya. Alloh I berfirman:
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka,..” (Surat at-Taubah : 5)
- Alloh I tidak akan menerima amalan seorang musyrik (pelaku kesyirikan), dan amalan-amalan yang telah dikerjakan terdahulu menjadi seperti debu yang beterbangan, sebagaimana firman Alloh I :
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Surat al-Furqon : 23)
Juga firman Alloh I :
“Jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Surat az-Zumar : 65)
- Orang musyrik laki-laki dilarang menikahi perempuan muslimah, sebagaimana perempuan muslimah dilarang menikahi laki-laki musyrik. Alloh I berfirman :
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu,…” (Surat al-Baqoroh : 221)
- Apabila meninggal maka orang musyrik tidak boleh dimandikan, di kafani, disholatkan, serta tidak boleh jua dikuburkan di pekuburan kaum muslimin, akan tetapi dia di kuburkan jauh dari manusia lainnya.
- Diharamkan masuk Syurga bagi pelaku kesyirikan, dan dia di tempatkan di Neraka, kekal di dalamnya. Sebagaimana firman Alloh I :
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Syurga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dholim itu seorang penolong-pun.” (Surat al-Maidah : 72)
Macam-Macam Syirik Akbar
Ada tiga macam, yaitu as-Syirku fi ar-Rububiyah (syirik terhadap Rububiyah Alloh), as-Syirku fi al-Uluhiyah (Syirik terhadap Uluhiyah Alloh), dan as-Syirku fil Asma’ wa as-Sifat (Syirik terhadap Asma’ wa Sifat Alloh).
- As-Syirku fi ar-Rububiyah (syirik terhadap Rububiyah Alloh)
Yaitu menjadikan kekuasaan Alloh baik itu kekuasaan penciptaan, pemberian rizqi, ataupun pengaturan alam semesta ini bagi selain Alloh I, atau menganggap salah satu dari makhluk Alloh I memiliki kemampuan-kemampuan tersebut. Contoh gambaran kesyirikan semacam ini adalah :
– Kesyirikan Qodariyah yang mengangap bahwasannya manusia menciptakan perbuatannya sendiri
– Kesyirikan kebanyakan dari orang-orang Shufi yang Ghuluw (berlebih-lebihan) dan Rofidhoh yang merupakan penyembah kuburan, yang berkeyakinan bahwasannya arwah orang-orang yang sudah meninggal bisa memenuhi keinginan (orang yang meminta) dan bisa neringankan kesusahan. Mereka juga berkeyakinan bahwa sebagian dari Syaikh-syaikh mereka bisa memberikan pertolongan kepada orang yang meminta pertolongan kepada mereka meskipun mereka jauh darinya.
- As-Syirku fi al-Uluhiyah (Syirik terhadap Uluhiyah Alloh)
Adalah keyakinan bahwasannya selain Alloh I berhak untuk di sembah dan di ibadahi, atau memalingkan salah satu dari macam ibadah kepada selain Alloh I (Shorfu syai’in minal ibadah li ghoirillahi).
Maka barang siapa yang meyakini bahwasannya selain Alloh I berhak untuk di ibadahi bersama dengan Alloh I, atau memalingkan salah satu dari jenis-jenis ibadah maka dia telah musyrik kepada Alloh I. Termasuk juga dalam jenis kesyirikan semacam ini orang yang memberi nama anaknya dengan nama yang menunjukkan peribadatan kepada selain Alloh I seperti “Abdurrosul”, atau “Abdul Husain”, disertai dengan keyakinan bahwa selain Alloh ini berhak untuk di sembah maka dia telah musyrik kepada Alloh I.
Kesyirikan dengan memalingkan salah satu dari macam ibadah kepada selain Alloh I (Shorfu syai’in minal ibadah li ghoirillahi) terbagi menjadi dua : yaitu kesyirikan pada do’a masalah (as-Syirku fi du’ai al-mas’alah) dan kesyirikan pada do’a ibadah (as-Syirku fi du’ai al-‘ibadah).
InsyaAlloh berlanjut pada postingan berikutnya,……
(Merujuk pada kitab Tahdziibu Tashiilil Aqiidatil Islamiyati oleh Syaikh Abdulloh bin Abdul Aziz Al-Jibrin, terbitan Maktabah Fahrusah Al Malik Fahd Al Wathaniyah Atsna An Nasyr)
Recent Comments