Tradisi Mandi Bulan Suro
“Barang siapa yang mandi pada hari ‘Asyuro maka dia tidak akan sakit pada tahun itu, dan barang siapa yang bercelak pada hari ‘Asyuro dia tidak akan belekan pada tahun itu,.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya perihal apa yang banyak dilakukan manusia pada hari ‘Asyuro yaitu mandi, bercelak, menggunakan pacar (inai) saling berjabat tangan, memasak gandum, bergembira pada hari itu, dan yang lainnya. Apakah ada hadits yang shohih dari Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam mengenai hal itu,.? Dan apabila tidak terdapat satupun hadits yang shohih berkenaan dengan hal tersebut, apakah perbuatan tersebut termasuk perbuatan bid’ah atau tidak,.?
Jawaban beliau :
“Tidak ada satupun hadits shohih dari Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam berkaitan dengan hal tersebut, tidak pula dari sahabat beliau, dan tidak dari satu Imam-pun dari kaum muslimin tidak pula imam yang empat menyukai perbuatan-perbuatan tersebut, tidak pula selain mereka. Tidak pula pengarang kitab-kitab hadits yang diakui meriwayatkan tentang hal itu, tidak dari Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam, tidak pula dari kalangan sahabat, tidak dari tabi’in, yang shohih maupun yang dho’if, tidak pada kitab-kitab yang shohih, tidak dalam kitab-kitab sunan, tidak pula dalam sanad-sanad. Hadits-hadits ini sama sekali tidak dikenal pada masa kurun al-mufaddhilah (3 masa terbaik). Akan tetapi sebagian mutaakkhirin (orang-orang periode akhir) meriwayatkan hadits-hadits tersebut, semisal : “Barang siapa yang bercelak pada hari ‘Asyuro dia tidak akan belekan pada tahun itu, dan barang siapa yang mandi pada hari ‘Asyuro maka dia tidak akan sakit pada tahun itu,.” dan yang semisal dengan itu.
Mereka mutaakkhirin meriwayatkan juga tentang keutamaan sholat pada hari ‘Asyuro, mereka juga meriwayatkan bahwa pada hari ‘Asyuro adalah hari bertaubatnya Nabi Adam, dan hari berlabuhnya kapal Nabi Nuh diatas Juudi (nama sebuah bukit), juga hari dimana Nabi Yusuf kembali kepada bapaknya Nabi Ya’kub, juga hari dimana Nabi Ibrohim selamat dari api, juga hari pengorbanan dengan kambing dan yang lainnya. Mereka juga meriwayatkan pada hadits maudhu’ (palsu) makdhub (didustakan) atas nama Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya :
“Barang siapa yang bermurah hati pada keluargannya pada hari ‘Asyuro maka Alloh akan bermurah hati kepadanya sepanjang tahun.”
“Dan bahwa semua riwayat ini dari Nabi Sholallohu ‘Alaihi wa Sallam adalah dusta, akan tetapi hal ini dikenal dari riwayat Sufyan bin ‘Uyainah dari Ibrohim bin Muhammad bin Muntasyir dari bapaknya,..”. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa semua perbuatan-perbuatan itu merupakan perbuatan bid’ah yang mungkar. (Al Fatawa al Kubra 1 / 194 / Maktabah Syamilah)
“Hadits ini tidak diragukan lagi akan kepalsuannya secara akal, sungguh orang yang memalsukannya telah membuat bid’ah, membongkar kedoknya sendiri, dan dia tidak malu membuat sebuah kemustahilan didalamnya, yaitu perkataannya : “Hari yang pertama kali diciptakan oleh Alloh adalah hari ‘Asyuro”, ini sebuah kelalaian dari kepalsuannya, adapun hari itu dinamakan hari ‘Asyuro apabila telah berlalu baginya sembilan hari.” (Al Maudhu’at 2 / 201 / Maktabah Syamilah)
“Semua hadits yang ada tentang mandi pada hari ‘Asyuro, bercelak,mewarnai (dengan inai –pent.) dan yang lainnya dari apa-apa yang tidak dilakukan oleh Ahlu Sunnah pada hari ‘Asyuro kecuali oleh Syi’ah adalah palsu, terkecuali hadits tentang puasa.” (Fatwa Lajnah Daimah dalam alifta.com)
Recent Comments