Seperti Inilah Hari Kiamat,..!

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ * لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ * خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ * إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا * وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا * فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا

Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya, merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (QS : al-Waaqi’ah : 1-6)
Pendahuluan
Kejadian-kejadian pada hari Kiamat merupakan perkara yang ghoib yang hanya di ketahui oleh Alloh Ta’ala, tidak ada satu makhluk-pun di muka bumi ini  yang mengetahui perihal kejadian itu. Akan tetapi Alloh memberikan gambaran kepada kita mengenai kejadian tersebut di dalam Al-Qur’an agar manusia mengambil pelajaran darinya, sehingga menambah keimanan dan ketakwaan kepada Alloh Ta’ala.

Penjelasan Ayat

Abu Sulaiman ad-Dimasyki mengatakan ; “Ketika orang-orang Musyrik mengatakan ; Kapankah janji itu? Kapankah hari Kiamat? Lantas turunlah ayat ; {Apabila terjadi hari kiamat,} Maknanya adalah hal itu terjadi ketika hari Kiamat tiba. Para ahli tafsir mengatakan ; al-Waaqi’ah maknanya adalah hari Kiamat. (Zaadul Masiir Ibnul Jauzi / 5 / 471 Maktabah Syamilah)

Ada keterkaitan antara surat Al-Waaqi’ah ini dengan surat sebelumnya yaitu surat Ar-Rohmaan, diantaranya adalah ; bahwa pada surat Ar-Rohmaan di dalamnya mencakup berbagai nikmat yang di terima oleh manusia serta tuntutan untuk bersyukur kepada Alloh dan larangan dari mendustakan-Nya. Sedangkan pada surat Ar-Rohmaan mencakup penyebutan balasan kebaikan bagi orang yang bersyukur serta balasan keburukan bagi orang yang mendustakan dan ingkar terhadap Alloh. (lihat Mafatikhul Ghoib ar-Raazi / 15 / 119 Maktabah Syamilah)

Firman Alloh Ta’ala : { Apabila terjadi hari kiamat}, Imam at-Thobari menjelaskan : “Ketika terjadi pekikan (suara) hari Kiamat, yakni ditiupnya terompet untuk hari Kiamat.” (Tafsir at-Thobari / 23 / 87 Maktabah Syamilah)

Adapun kejadian pada waktu itu Fakhruddin ar-Raazi menjelaskan : “Manusia berguncang, tempat yang tinggi menjadi rendah sedangkan tempat yang rendah menjadi tinggi, yang demikian ini sebagaimana firman Alloh :

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا

Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah,..” (QS : al-Hijr : 74)

Ini merupakan gambaran dahsyatnya hari Kiamat, dikarenakan adzab hari itu menjadikan tempat yang tinggi menjadi rendah dengan kehancuran. Tempat yang rendah menjadi tinggi, sampai-sampai tanah yang rendah menjadi seperti gunung yang kokoh dan gunung yang kokoh menjadi seperti tanah yang rendah, bahkan lebih rendah lagi. Bintang-bintang yang tinggi menjadi sama dengan tanah (rata dengan tanah), dan hari Kiamat ini mengangkat tempat yang rendah dan menjadikan sebagian dari belahan bumi menjadi tempat yang tinggi dan sebagian dari langit menjadi tempat yang rendah,..” (Mafatikhul Ghoib ar-Raazi / 15 / 119 Maktabah Syamilah)

}لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ{

tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya, yaitu tidak ada satu orangpun mendustakan mengenai kejadian hari Kiamat itu, apabila Alloh menghendaki kejadian tersebut tidak akan ada seorangpun yang mampu menolaknya. Ini sebagaimana firman Alloh :

 “Patuhilah seruan Robbmu sebelum datang suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya (hari Kiamat). Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).(QS : as-Syura : 47)

}خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ{

merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),”, maksudnya pada kejadian pada hari kiamat itu akan direndahkanlah suatu kaum ke tempat terbawah dari Neraka Jahim meskipun mereka ketika hidup di dunia adalah orang-orang yang mulia, serta akan ditinggikan kaum yang lain ke tempat yang paling tinggi dari ‘Illiyyin, yaitu kepada nikmat yang kekal meskipun ketika di dunia mereka adalah orang-orang yang hina. Ini menurut al-Hasan, Qatadah dan lainnya. Sedangkan pendapat dari ‘Ubaidillah al-‘Itkiy mengatakan bahwa maknanya adalah merendahkan musuh-musuh Alloh dengan memasukkannya ke dalam Neraka dan mengangkat wali-wali Alloh dengan memasukkan mereka ke dalam Surga. (lihat Tafsir Ibnu Katsir / 7 / 514 Maktabah Syamilah)

}إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا{

apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,”, mengenai hal ini as-Samarqandi mengatakan : “Bumi bergoncang dengan goncangan yang dahsyat, bergerak dengan gerakan yang keras sekali, dan tidak akan berhenti tenang kembali sampai mengeluarkan seluruh apa yang ada di dalamnya ke permukaan.” (Bahrul ‘Ulum as-Samarqandi / 4 / 238 Maktabah Syamilah)

Imam as-Syinqiti juga menjelaskan bahwa apa yang di tunjukkan oleh ayat ini mengenai bumi pada hari kiamat nanti bergoncang dengan goncangan yang sangat keras sekali juga di di perjelas pada ayat yang lain, sebagaimana firman-Nya :

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),(QS : az-Zalzalah : 1)
Pada ayat yang lain juga di jelaskan :

إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).(QS : al-Hajj : 1) (lihat Adwa’ul Bayan as-Syinqiti / 8 / 109)

Bahkan dikarenakan kedahsyatanya Alloh menggambarkan para wanita yang menyusui akan lalai dari bayi yang di susuinya, sedangkan bayi yang masih dalam kandungan ibunya akan gugur, ini semua di karenakan kedahsyatan peristiwa pada hari itu. Alloh berfirman :
“,.Lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. (QS : az-Zalzalah : 2)
}وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا{

dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,, maksudnya adalah hancur berkeping-keping layaknya tepung yang lembut yang basah terkena air (menggumpal kecil-kecil), sebagaimana firman Alloh Ta’ala :

وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا

“,.dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.(QS : al-Muzammil : 14)

}فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا{

maka jadilah ia debu yang beterbangan”, ulama berbeda pendapat mengenai makna ayat ini, diantaranya apa yang di utarakan oleh Mujahid, bahwa makna ayat ini adalah “maka jadilah ia layaknya sinar matahari yang masuk melalui celah-celah lubang angin,”, maksudnya terpecah-pecah menjadi potongan-potongan kecil layaknya sinar matahari yang masuk melalui celah lubang angin di dalam kamar. (lihat Tafsir al-Mawardi / 4 / 218)

Demikianlah Alloh Ta’ala memberikan gambaran kepada kita mengenai dahsyatnya peristiwa pada hari Kiamat, yang tentu kita semua menginginkan untuk tidak menjumpainya. Dikarenakan hanyalah orang-orang yang tidak beriman yang akan menjumpai dahsyatnya peristiwa pada hari itu sebagaimana sabda Nabi :

Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tidak ada yang tinggal padanya kecuali orang-orang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran” (Musnad Ahmad  / 11 / 181-182). Wallohu Ta’ala A’lam,.. (AR)


You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published.